Cari Blog Ini

Rabu, 07 Mei 2008

efek samping sholat tahajud

SHOLAT TAHAJUD DAN KEKEBALAN TUBUH

Prof. Dr. Mohammad Sholeh mengadakan penelitian (untuk disertasi doktornya di UNAIR Surabaya) pada 51 siswa kelas 1 SMU 1 Hidayatullah yang berusia 16-20 tahun, semuanya laki-laki, dan tidak pernah sholat tahajud sama sekali dan tidak pernah mengikuti thariqah2 dsb. Dari 51 siswa tsb hanya 23 yang sanggup bertahan menjalankan shalat tahajjud selama dua bulan, shalat dimulai pukul 02:00-03:30 sebanyak 11 rakaat masing-masing dua rakaat empat kali salam plus tiga rakaat witir.


Dari siswa2 tsb diambil darahnya sebelum shalat dan diambil darahnya lagi setelah shalat satu bulan, diambil darahnya lagi setelah dua bulan.
Aktivitasnya sama, menu makannya sama, usianya sama, sama-sama tidak pernah shalat tahajjud. Ternyata setelah diteliti di laboratorium, makrofagnya beda. Makrofag itu intinya adalah sel imunitas tubuh yang berfungsi untuk memakan sel lain yang tidak normal.

Selanjutnya, hormon kortisol mereka diukur di tiga laboratorium di Surabaya (Paramita, Prodia, dan Klinika) hasilnya ditemukan bahwa kondisi tubuh seseorang yang rajin bertahajjud secara ikhlas berbeda jauh dengan orang yang tidak melakukan tahajjud.

Sholat tahajud jika dilakukan secara kontinu, tepat gerakannya, khusuk, dan ikhlas, secara medis shalat ini menumbuhkan respons ketahanan tubuh (imonolagi) khususnya pada imonoglobin M, G, A dan limfositnya yang berupa persepsi dan motivasi positif, serta dapat mengefektifkan kemampuan individu untuk menanggulanggi masalah yang dihadapi. (coping).

Shalat tahajjud yang dimaksud bukan sekedar menggugurkan status shalat yang muakkadah (sunah mendekati wajib).
Ia menitikberatkan pada sisi rutinitas (keistiqomahan) shalat, ketepatan gerakan, kekhusukan, dan keikhlasan. Selama ini, Ulama melihat masalah ikhlas ini sebagai persoalan mental psikis. Namun sebetulnya hal ini dapat dibuktikan dengan teknologi kedokteran. Ikhlas yang selama ini dipandang sebagai misteri dapat dibuktikan secara kuantitatif melalui sekresi hormon kortisol.

Parameternya bisa diukur dengan kondisi tubuh. Pada kondisi normal, jumlah kortisol pada pagi hari normalnya antara 38-690 nmol/liter.
Sedang pada malam hari atau setelah pukul 24:00- normalnya antara 69-345 nmol/liter. Kalau jumlah hormon kotrisolnya normal, bisa diindikasikan orang itu tidak ikhlas karena tertekan. Begitu jg sebaliknya. temuan ini membantah paradigma lama yang menganggap ajaran agama (Islam) semata-mata dogma atau doktrin.

Kenapa orang yang sering tahajjud tak pusing kepalnyaa, padahal dia bangun tengah malam?

Karena otak kita ketika shalat tahajjud melepaskan seritonin, beta endorsin, dan melatonin yang diproduksi otak. Ketika seseorang shalat tahajjud, seritonin, beta endorsin, dan melatonin itu terproduksi. Itu yang menyebabkan kita menjadi tenang. Karena ketenangan itulah maka homeostasis terjaga. Pusing disebabkan karena terganggunya homeostasis, mungkin bisa hipertensi atau hipotensi.

Shalat tahajjud itu kan meditasi tingkat tinggi. Itu yang menjaga homeostasis atau kecenderungan untuk tetap dalam keadaan normal. Orang sakit itu terganggunya homeostasis. Nah, ketika shalat tahajjud relaksasinya tercapai secara maksimal, maka keseimbangan tubuh terjaga. Tak akan ada hipertensi dan hipotensi. Termasuk kolesterol akan dibabat habis oleh aktivitas tahajjud. Kolesterol akan hilang menjadi energi.

Mereka yang rajin dan ikhlas bertahajjud memiliki ketahanan tubuh dan kemampuan individual untuk menanggulangi masalah-masalah yang dihadapi dengan stabil. shalat tahajjud selain berniali ibadah, juga sekaligus sarat dengan muatan psikologis yang dapat mempengaruhi kontrol kognisi. Dengan cara memeprbaiki persepsi dan motivasi positif dan coping yang efektif, emosi yang possitif dapat menghindarkan seseorang dari stres.

Nah, menurut DR. Sholeh. Orang stres itu biasanya rentan sekali terhadap penyakit kanker dan infkesi. Dengan tahajjud yang dia lakukan secara rutin dan disertai perasaan ikhlas serta tidak terpaksa, seseorang akan memiliki respons imun yang baik yang kemungkinan besar akan terhindar dari penyakit infeksi dan kanker. Dan berdasarkan hitungan teknik medis menunjukkan, shalat tahajjud yang dilakukan seperti itu membuat orang mempunyai ketahanan tubuh yang baik. Trus gimana pengaruh sholat wajib dan sholat sunnah yang lain seperti shalat tarawih, dll terhadap kekebalan tubuh? Sama seperti sholat tahajud ga y? Mungkin Anda tertarik untuk meneliti hal ini?
(basyth)

Sumber : kotasantri.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

tulis komentar di sini